Thursday, September 25, 2008

TUKANG POLES BENCI PEMIKIRAN KOLOT

Alasan-alasan di balik kebencian ini sebenernya udah mengendap di otak cukup lama dan ”efek rasanya” udah meradang di dada. Kayak racun. Mikirin topik ini selalu bikin marah, putus asa, sedih, sampe balik jadi marah lagi. Bertahun-tahun marah-marah begini, mungkin sekarang kalo dada tukang poles dibelah, isinya gumpalan hati yang berdarah-darah (jangan dimengerti secara literal ya – hmmph!).

Hari ini tukang poles menyuarakan “ENOUGH!” untuk kekolotan yang degil.

”kolot” is nothing more than just a filthiest character someone could has

Here are the “kolots” from tukang poles perspective:

1. Ngga suka cewe ngerokok (tapi ngerasa biasa aja sama cowo ngerokok)
2. Berpendapat dan memegang teguh keyakinan bahwa manusia harus menikah dengan manusia lain yang seagama.
3. Berprasangka kalo cewe yang bertato berarti bukan cewe baik-baik.
4. Ngga suka cewe yang nge-kos, tanpa bisa memberikan alasan rasional di baliknya, selain ucapan penuh prasangka bahwa cewe yang nge-kos = pergaulan bebas. (yeah right – nyinyir mode on).

Well, here are tukang poles explanations of why-oh-why all those “kekolotan” are truly irrelevant and therefore – unaccepted:

1. Ngga suka cewe ngerokok.

Tolol banget untuk mikir “gue ngga suka cewe yang ngerokok, soalnya ngga pantes. Yang pantes cowo aja yang ngerokok”. (what the fuck???) Di mana rasionalisme-nya?

Jangan dibedain deh.

Cowo dan cewe yang ngerokok itu sama-sama brengsek. Sama-sama ngga bermoral, sama-sama buat dosa (menyakiti diri sendiri, menyakiti orang lain, menyakiti alam). Sama-sama beresiko impoten.

Jadi tolong kasih tahu tukang poles, kenapa ada diskriminasi image pada female smoker?

2. Berpendapat dan memegang teguh keyakinan bahwa manusia harus menikah dengan manusia lain yang seagama.

Orang udah lama terjebak dalam lingkungan pergaulan yang dikotak-kotakkan oleh agama. Agama udah jadi barrier sosial. Padahal agama tuh apa sih? Some religions are total shit - agama yang antipati sama agama lain dan ngerasa agamanya sendiri paling bener - they just shit (coba aja telusurin dan kulik-kulik kenapa ada agama di dunia. religion is all about politic.)

Makanya bener-bener ngga masuk akal ngeliat (dan mengalami sendiri) bahwa ada orang-orang yang menerapkan agama sebagai tembok yang ngehalangin dia untuk menyayangi seseorang yang sebetulnya layak disayang. Bener-bener ngga masuk akal.

Penting mana – agama atau manusia?

3. Berprasangka kalo cewe yang bertato berarti bukan cewe baik-baik.

Boleh deh, mikir kayak gini, kalo definisi “baik-baik” itu adalah: orang yang berpikiran sempit dan berselera terbelakang terhadap karya seni.

Soalnya menurut tukang poles - tattoo is simply a form of art – yang bisa disejejerkan dengan seni beradab lainnya. Dari mulai filosofi, pemilihan gambar, proses pembuatan sampai hasil jadi, they’re all remarkable and fascinating experience indeed.

Cuma bedanya tato dengan lukisan dan pahatan adalah medianya, yaitu kulit manusia. Yang gobloknya akhirnya diartikan sebagai bentuk perusakan terhadap tubuh yang udah diberikan Tuhan.

Padahal, kalo bikin tato dibilang merusak diri sendiri, jawabannya adalah “how stupid is that thought”. Tato justru merupakan bentuk apresiasi pada tubuh dan hidup. Pada orang-orang yang berotak waras, tato yang bermakna dan bagus bikinnya, bisa memperindah tubuh.

Jadi kesimpulannya, tato di tubuh seorang cewe adalah seni. Bukan stempel yang meneriakkan, “HELLO WORLD, HEREBY I AM A WHORE”. (for those who think like this, get a grip!)


4. Ngga suka cewe yang nge-kos, tanpa bisa memberikan alasan rasional di baliknya, selain ucapan penuh prasangka bahwa cewe yang nge-kos = pergaulan bebas. (yeah right – nyinyir mode on).

Buat orang-orang yang punya opini kayak di atas, pernah ngga – mikir bahwa mungkin ada alasan keluarga yang sangat pribadi yang ngga bisa diumbar, yang mengharuskan seorang cewe untuk ngekos?

Pernah ngga – mikir kalo seorang cewe ngekos for the sake of a closer access to a better living?

Pernah ngga – mikir kalo seorang cewe ngekos untuk buktiin ke orang tuanya kalo dia bisa mandiri dengan profesi halal yang dia pilih?

Pernah ngga – mikir kalo seorang cewe ngekos dengan kesadaran bahwa keputusannya mengakibatkan romantic relationshipnya perlu biaya besar – soalnya ngga diijinin pacaran di kos sama owner yang strict banget nerapin disiplin? Therefore – dia selalu pacaran di luar dan jadinya ngga pernah bisa (dan ngga mau) macem-macem.

Buat orang-orang yang punya pemikiran kolot nomer 4, just…just try to look deeper from what it seems on the surface. Then you can tell everyone that you’ve found the truth.

***